Showing posts with label pilkada. Show all posts
Showing posts with label pilkada. Show all posts

Saturday, September 27, 2014

PILKADA OH PILKADA


Trending topik minggu ini mungkin adalah RUU Pilkada
Kemarin Tanggal 25 September DPR telah mengesah RUU tersebut menjadi Undang undang yakni UU Pilkada yang inti pokoknya pemilihan Kepala Daerah Gubenur dan Walikota/Bupati di serah tugaskan kepada DPRD. ADa dua kubu dalam menyikapi hasil paripurna DPR RI , satu senang dengan Pilkada oleh DPRD dan satu lagi senang dengan Pilkada langsung oleh Rakyat
Masing masing mengklaim paling baik, betul semuanya punya sisi kelebihhan dan kekurangan. Jika dilihat dari konstitusi semuanya sesuai dengan konstitusi. Nah yang mana paling banyak mudharatnya juga hampir sama tapi saya pikir pilkada lewat rakyat terlalu banyak meudharat nya
pilkada langsung lemahnya
- potensi retaknya/rusak hubungan sosial kekerabatan (pranata sosial), hampir setiap pilkada dalam kurun waktu 10 tahun ini menyisakan dua atau lebih kubu yang bertolak belakang yang tidak berakhir walau pilkada sudah selesai. tetangga ribut karena beda calon atau bahkan saudara cekcok sebab beda pilihan
- Bukan rahasia lagi setiap pertarungan pilkada para calon incubent mengeluarkan jurus yaitu pasukan aparatur. Dalam hal ini aparatur ditempatkan pada posisi sulit bahkan yang repot jika dalam sebuah pertrungan ada dua calon yang mempunyai basis massa aparatur, hal ini tak jarang meretakkan sodaritas atau kesetiakawanan Korps Pegawai antar teman saling curiga, dia atau kamu pihak siapa walaupun bahkan kita tidak berpihak atau netral kita tetap diposisikan oleh orang sebagai pengambil posisi/bersebelahan. Jika Pilkada selesai maka siap siap lah ada perubahan alias pemutasian besar besaran (sebuah ironi) yang seharusnya bedasarkan komptensi tapi dilaksanakan karena like dan dislike
Belum lagi pengunaan dana yang bersumber dari uang negara.
- Di sisi rakyat, pilkada langsung mendidik masyarakat akan suap berjamaah' kita saksikan dan dengarkan sendiri saat ini klimat wani piro atau berapa sih sanggupnya kasih saya mau pilih Si A, ada teman teman yang menilainya yang bilang ini kan lebih lebik bagi bagi duit di masyarakat daripada di DPRD " Nauzubillah" , Bagaiamana mengharapkan sebuah negeri yang makmur jika di bangun dengan pondasi akar yang sangat rapuh
- Pilkada langsung kadang memunculkan pempinpin ujub ujub atau tiba tiba, mereka yang memiliki uang/dana yang melimpah tak perduli kapabilitas atau kemampuan mereka , dia akan terpilih jelas karena kekuatan uang, hasilnya pemimpin tersbut tidak punya visi dalam membangun daerah
masih banyak lainnya jika kita pilah pilah
Sedangkan kelemahannya ada juga setidak tidaknya akan pilkada melalui DPRD menimbulkan raja raja kecil di daerah sebab mereka mempunyai enegeri kekuatan yang besar untuk menentukan kepala daerah, DPRD jika tidak di kurangi atau bahkan diawasi enegerinya akan menimbulkan kerugian daerah

Thursday, September 11, 2014

Pilkada

Setelah Pilpres Perpolitikan ditanah air kembali memanas, faktor penyebabnya yaitu
pembahasan RUU Pemilihan kepala daerah. Pembahasan ini menjadi treding
topik saat ini. Dua kubu yang sedang bertempur di DPR RI antara Pilkada
langsung dipilih oleh rakyat dan disisi lain pilkada langsung
yang melalui DPRD. Penulis lebih suka mengggunakan semua metode
pilkada dengan istilah pilkada langsung walaupun di
laksanakan oleh DPRD. Sebab DPRD merupakan juga
perwakilan yang juga dipilih oleh rakyat melalui mekanisme pemlihan umum, maka DPRD suka
atau tidak suka merupakan wakil rakyat atau dengan kata lain mewakili kepetingan rakyat
Partai yang setuju dengan pilkada kembali ke DPRD yaitu
Fraksi Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Gerindra disusul PKS.
Sementara PDIP, PKB dan Hanura memilih pilkada yang memilih kepala daerah melalui rakyat tanpa perwakilan (DPRD).
Para pengusung atau pendukung kedua metode mempunyai landasan masing masing. hemat saya Semua metode mempunyai nilai positip dan negatip. Terlalu naif jika dikatakan Pilkada yang dilaksanakan oleh DPRD sebuah kemunduran Demokrasi Dan tidaklah bijaksana mengatakan pilkada yang dilaksanakan tanpa perwakilan sebuah pesta yang menghamburkan duit semata.
Yok mari kita tonton apa hasil DPR RI tanggal 25 September 2014 nanti, Jika nantinya pihak tidak behasil menggolkan cita cita mereka toh masih ada MK, silakan uji disana.Kenapa opini masyarakat digiring ke ranah ranah diluar kemampuan mereka. Jika sebuah cita cita ataupun opini digiring giring dengan aksi aksi tidak cantik dengan berbagai strategi akan menghasilkan buah yang tidak segar dan cantik.

Martapura 11 September 2014