Showing posts with label sedekah. Show all posts
Showing posts with label sedekah. Show all posts

Sunday, August 8, 2010

BULAN MULIA

Kenangan kenangan di bulan puasa
Dalam hitungan beberapa jari lagi Bulan Suci nan mulia akan hadir menemui kita . Ada perasaan bahagia,senang dan haru berkecamuk di hati , bercampur adu menjadi satu karena Insyaallah akan bertemu dengan bulan yang suci, ketika menoleh kebelakang banyak ,keluarga , teman,t yang tahun ini tidak dijumpakan lagi dengan bulan ramadhan karena telah berakhir kontraknya di dunia pana untuk kemudian menemui sang pencipta .
Bulan ramadhan tahun ini aku beserta isteri dan anakku yang pertama dn calon yng kedua Alhamdulillah telah menikmati dan tinggak di rumah milik sendiri walau masih kecil. Ketika menikmati penyambutan bulan penuh rahmat, terbanyang kembali dengan kenangan indah waktu masih kanak-kanak hingga masa dewasa saat- saat merayakan bulan puasa. Yang pertama kerinduan pada sebuah sosok yang selalu setia membangunkan kami bersaudara. Dengan jumlah saudara 7 orang namun ayah dan ibu sangat menikmati membimbing kami bangun untuk sahur
Mereka bahagia menemani kami makan sahur hingga sampai berbuka puasa, belaian sentuhan sayang serta penuh kasih menuntun hingga kami anak-anaknya sanggup menyelesaikan kewajiban puasa sampai suara azan berkumandang b,. Sosok yang sangat luar biasa , tiada kenal lelah, selalu tidak bisa lepas dari segala bayangan keindahan dimana pun, kapanpun menyeruak membayangi pelupuk mata. Ibu. dan ayah.

Kami bersaudara tidak akan pernah lupa bagaimana , ibu dan ayah bekerja banting tulang , Ibu dengan kehebatan dan kecerdasanya berusaha mendaya gunakan keuangan keluarga yang jika secara hitungan matematika dan menggunakan komputer super canggihpun tidak akan bisa mencukupi biaya selama satu bulan. Ketika itu ayah selain mengajar disekolah juga menjala ikan di sawah serta sungai kecil.. Dibenak ku masih terekam dengan jelas lauk Tahu dipotong menjadi dua potong kecil, ikan dan telur di potong menjadi empat . Alhamdulillah seiring waktu rezeki orang tua kami yang terkasih , terus bertambah hingga kami tidak terlalu lama merasakan hal tersebut.
Mulai dini dari pendidikan Taman Kanak-kanak Saya dan saudara saudaraku sudah di didik untuk berpuasa sejak dari kecil . Aku ingat pertama kali berpuasa aku hanya sampai jam dua belas,kata ayah besok kan disambung lagi jadi jika dijumlahkan akan menjadi penuh ’ ini contoh pembelajaran kecil yang kami terima namun sangat membantu kami suatu saat nanti untuk membiasakan diri berpuasa. ’ .Suatu hal yang kami kenang selalu sepanjang masa dan siap diwariskan pada keturunan selanjutnya , Ibu tidak akan pernah lupa membuat dan menyajikan masakan untuk berbuka bagi anak-anaknya tercinta, bukoan istilah kami menyebut makanan di bulan Ramadhan, bukoan kue lapis, kacang ijo, kue bolu , dawet, dan paling tak pernah lupa adalah minuman cincau yakni makanan dari daun cincau dicampur es dan air kelapa ,begitu segar dserta wau enak benar. Ibu selalu mengajarkan pembelajaran perbuatan mulia kepada kami yang InsyaAllah merupakan hal yang tetap tepatri dalam hati sanubari kami anak-anaknya yakni untuk memberikan sedekah makanan untuk tetangga. Beliau yang kami cinta serta menjdi panutan yakni ayah dan Ibu bilang” tidak akan berkurang kenikmatan sert jumlah makanan yang kamu berikan kepada orang lain bahkan akan terus bertambah”.
Ada kenangan tersendiri bagi kami di bulan Ramadhan. Biasanya dahulu pada saat memasuki bulan puasa sekolah diliburkan sebulan penuh, maka tidak ada aktivitas belajar di rumah. Aku ingat benar Ibu pasti membangunkan kami jauh sebelum jam makan sahur , dia bilang jika bangun sudah mau makan pasti makan sahur kalian tidak bersemangat alias hanya sedikit menyantap hidangan sahur.. terkenng dulu, diantara tujuh bersaudara ada yang susah untuk bangun yakni saudaraku nomor empat, Ibu pasti ekstra keras membangunkanya.
Di tempat tinggal ku masih ada kebiasan teman-teman untuk keliling kampung membangunkan orang untuk bersahur..dengan berbagai alat mereka bunyikan sehingga suaranya bising, ini kdang-kadang menjengkelkan orang, tapi kan hanya sethun sekali begitu pembelaan kami. Aku kadang kala ikut dalam rombongan mereka untuk membangunkan orang bersahur.
Kebiasan kami setelah dibangunkan Ibu sambil menunggu panggilan makan sahur dari ibu, kami main halma, ular tangga, gaplek tujuannya menghilangkan rs kantuk, untuk menonton acara tv belum aada acara seperti saat ini sebab hanya ada TVRI .. Jika bosan Saya dan saudara yang lain main meriam bambu, yakni bambu yang ukuran diameternya tidak kurang dari 8 cm, panjang kurang lebih 1,5 M, terus bambu tersebut dibersihkan ruas-ruas dalamnya selanjutnya di buat lubang tengah pada ujungnya , terakhir bambu diisi minyak tanah sebagai pemicu bomny, nah bambu sudah siap digunakan Memainkan meriam bambu sungguh sangat menyenangkan sebab kami bersaing siapa kuat suara yang dihasilkn dengan teman-teman lainnya. Setelah waktu Ismyak yakni tanda kita hrus mulai berpuasa, ayah dan Ibu pasti menyuruh kami shalat subuhh berjamaah( suatu pembelajaran yang sangat indah),jadi kami baru bisa tidur kembali setelah sholat subuh dan bangunya jam 8 pagi . Ibu memang membiarkan kami tidur sampai jam delapan sebab toh beliau pikir anak-anaknya kan tidak sekolah.
Sepanjang hari di bulan ramadhan untuk menungu waktu berbuka, aku dan saudara-saudara yang lain bermain, bermacam –macam permainan antara lain ular tangga, halma, gaplek, catur hingga membaca buku-buku cerita yang khusus disewa dan sebagainya. Jika sudah capek main kami tidur, bangun tidur lagi., waktu kecil dulu dibilang jika tidur akan dapat pahala lebih, Oh ya aku sering kli melihat ibu masak, lucunya kami akan menyimpan makanan yang dimasak Ibu dengan alasan untuk persiapan berbuka padahal ini tidak perlu toh akhirnya dibagi juga’ ya maklum kami waktu itu hanya puasa menahan lapar saja he he masih dikendlikan nafsu. Jika waktu sudah lewat ashar kira-kira pukul 5 sore, kesibukan mulai terjadi seolah-olah beduk magrib tinggal beberapa menit lagi. Pada masa itu kami belum memiliki lemari pendingin,jadi setiap sore, saya antri membeli es batu, saat itu es yang dijual penjual es berbentuk balok-balok jadi jika membeli abang penjual akan memotong motong memakai gergaji, agar tidak cept cair di balut dengan serbuk gergaji, baru sesampai dirumash dibersihkan untuk disimpan dalam box
Hal yang menyenangkan masa itu adalah menghidupkan radio karena kami mendengarkan bedug magrib melalui radio. Kami sudah duduk melingkar menghadap hidangan seolah-olah tidak sabar lagi padahal qoriq baru membaca basmallah Suara yang paling ditunggu adalah ketika qoriq membaca Shodaqolla hul ajim.pertanda bahwa habisnya membaca alquran., secara spontan kami membaca ”Allahumma La ka Suntu Wabika Amantu Waala rizkika aptatur Birohmatika ya arhamarohimin” doa itu lah yang kami baca terus diikuti memakan buah, oh ya ibu selalu bilang jika memakan buah untuk berbuka mendapat nilai pahala plus. Biasanya Ibu dan Ayah hanya cukup berbuka dengan spotong buah serta seteguk air setelah itu mereka melaksanakan sholat magrib, Tapi saya dan saudara-saudara yang lain mengerjakan sholah magrib setelah perut kenyang . Selesai magrib Saya dan saudara yang lain biasaya ke masjid ikut ayah dan Ibu sholat tarawih, senang benar sembahyang tarawih di masjid sebab saya bisa main-main dengan teman lain nya, Ayah tidak marah katanya biarkan anak- membiasakan diri di masjid, jika dimarahi mereka akan kapok ke masjid. Nah habis sholat dari masjid masih lagi mengisi perut dengan makanan yang siang di buat ibu.
Menjelang lebaran idul fitri suasana persiapan terasa benar . Berhubung di rumah hampir semua cowok maklum kami tujuh bersaudara ,perempuan hanya satu.. Membuat kue ya menjelang lebaran walau saya laki-laki tapi ikut juga sibuk membantu Ibu dan bibi (kadang- dirumah kedatangan bibi saudara ayah atau ibu) membuat kue. Kesbukan lain yang kami lakukan adalah memebrsih rumah dan memberi solar pada dinding rumah. , biar kelihatan rapi dan hitam mengkilap. Selain itu kami bergantian membersihkan rumput di halaman ( maklum halaman rumah cukup luas). Menu lebaran tak ketinggalan adalah ketupat, bungkus ketupat yang kami buat sendir dari daun kelapa, Saya walau masih kecil sudah mampu membuatnya. Ada lagi kebiasaan ayah jika mau lebaran, beliau biasanya sudah membelikan kami baju sebelum masuk bulan puasa, katanya biar harganya tidak mahal.
Di tengah kesehajaan beliau , kami banyak menerima pembelajaran hidup. Ibu pernah berkata anak-anakku kehidupan mu yang sesunggunya akan dimulai pada saat kalian sudah berumah tangga . Syukuri apapun rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kalian. Ayah juga punya pesan jangan suka menghitung dompet orang lain.
Selamat Datang Ramdhan, Izinkan kami Ya Allah mencicipi semua menu yang Engkau hidangkan di bulan Suci ini.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, ( Al Baqarah 183)

mau THR disni tempatnya