Insyallah 1 syawal 1434 H, akan datang esok hari
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… walillahil-Hamdu…
Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah…
Mulai dari bersembunyinya sang mentari di senja kala kemarin hari, gema takbir membahana mengiringinya beranjak ke dalam dekapan malam. berjuta juta lisan mengagungkan nama Pemilik jagat raya dengan hati fitri bagai bayi yang lahir dari ibunya. Begitulah manusia beriman telah lahir dari rahim Ramadhan. Makhluk baru ini lahir dengan nama muttaqi (orang yang bertaqwa) siap menatap hari-hari depan dengan penuh optimisme apapun yang diperbuat oleh zaman terhadapnya.
Bulan Ramdhan yang penuh berkah meninggalkan kita, telah mendidik kita menjadi manusia tangguh, hempasan dan tempaan lapar dan dahaga memastikan kita menjadi manusia mukmin yang siap melakukan segalanya untuk meraih cinta dan ridha Allah Azza wa Jalla. Dahaga terhadap tetesan air selamanya akan mewariskan dahaga terhadap ampunan dan maghfirah-Nya. Usahlah kau tanya di mana ridha Tuhanmu bersembunyi, bagai singa lapar, ia akan mencari dan mengejarnya, terus berlari dan tidak pernah berhenti sampai ia mendapatkannya.
Setiap malam di bulan rmadhan, beratnya mata oleh deraan kantuk tak menyurutkannya untuk mengeja kalam suci-Nya. Saat sebagian mata tertutup oleh penatnya bekerja mengais rezki, ia berdiri, sujud, dan ruku’ hidupkan malam dan gairahkan suasana dengan hangatnya spiritual yang senantiasa ditempa dan diasah. Semua dilakukannya karena cinta kita kepada Rabbnya yang memberinya hidup dan menjamin penghidupannya. Maka, tak ada penat, lelah, dan kantuk yang menghambat langkahnya mengejar cinta-Nya.
Lilitan lapar dan kerontangnya
dahaga bukan karena kebencian, hukuman, bahkan kutukan dari Tuhannya.
Lebih karena cinta-Nya kepada seorang mukmin. Sebab Rabbnya akan
memberinya dua kebahagiaan kepadanya; kebahagiaan saat mereguk hidangan
berbuka dan saat mereguk nikmat surga dan bertemu dengan Rabbnya.
Seperti yang diberitakan oleh Rasul yang mulia,
Mari kita terus tanamkan nilai nilai yang telah kita peroleh di bulan ramadhan, sebab Kedepan, kita akan menghadapi tantangan yang jauh lebih berat. Pemurtadan dengan berbagai caranya tidak akan pernah berhenti terjadi, liberalisasi ayat dan tafsir, life style yang penuh glamour, tontonan yang merusak, aurat yang terbuka sampai penjajahan pemikiran dengan kedok pendidikan, kebebasan berpendapat hingga HAM menjadi keniscayaan tersendiri yang mesti disikapi.
Taqobalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyaminkum, ja'alanallahu minal aidin wal faidzin
semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu, Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang