Rasulullah Saw. bersabda, “Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (HR. An Nasa’i).
Umar bin Khaththab r.a mengatakan, “Ajari anak-anakmu berenang, memanah dan berkuda.”
Saudaraku, tidak ada perkara sunnah melainkan pasti mengandung hikmah yang besar, salah satunya adalah dari kegiatan memanah. Ada beberapa hikmah dari kegiatan ini diantaranya adalah pertama, memanah itu membutuhkan target. Kalau target tidak ada, maka memanah jadi tidak terarah malah bisa menimbulkan malapetaka. Demikian pula hidup kita ini, hidup harus ada targetnya. Apa target hidup kita di dunia, yaitu beribadah kepada Alloh Swt., agar Alloh ridho kepada kita.
Kedua, memanah perlu fokus. Setelah ada targetnya, sikap selanjutnya yang diperlukan adalah fokus membidik target sehingga bisa tepat sasaran. Jika kita sudah tahu bahwa hidup adalah untuk ibadah kepada Alloh, untuk mendapat ridho Alloh, maka perlu fokus meraih target itu. Target ada, tapi kita tidak fokus pada target tersebut, maka target hanyalah menjadi target, tidak pernah kita capai dengan sempurna.
Ketiga, memanah perlu mujahadah, kesungguhan. Kesungguhan dalam belajar teorinya dan dalam berlatih praktiknya. Tidak patah semangat ketika belum terampil, terus mengulang-ulang latihan, sehingga kegagalan demi kegagalan berbuah menjadi keberhasilan. Dalam hidup di dunia, kita akan bertemu dengan banyak ujian, cobaan, kesulitan ketika berjalan menuju ridho Alloh Swt.
Namun, jangan pernah putus asa dan menyerah. Jalan menuju kebahagiaan sejati akan berat bagi orang yang tidak istiqomah dalam bermujahadah, namun akan menjadi ringan bagi orang yang sungguh-sungguh. Cobaan seberat apapun akan dihadapi dan terasa ringan manakala tetap menyadari betapa agungnya target dalam hidupnya, yaitu ridho Alloh Swt.
http://www.timsuksespaytren.com/martapura
..