Demam Batu akik saat ini mulai merambah ke kota palembang dan lampung, padahal kurang lebih satu tahun lalu demam batu ini baru di kota Baturaja( OKU) yang kemudian menular ke martapura ( OKU TIMUR).
Saat itu sebagai gambaran betapa demam nya masyarakat, setiap sudut sudut kota di penuhi dengan gerombolan orang jika kita hampiri isinya orang berjualan batu yang sudah jadi atau bahan batu cincin bahkan para perajin batu memilih membawa alat perajin nya ke pasar. Batu khas baturaja yang sempat tersohor sampai ke tingkat nasional saat ini batu spritus baturaja, konon harganya yang kualitas prima/bagus harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Penetuan harga batu akik tidak seragam karena tergantung kepada buyer atau dengan kata lain sangat subjektiv, namun demikian biasanya ada beberapa kriteria penetuan harga batu tersebut seperti ukuran karat ,warna, cacat dan kebeningan atau clarity), juga tergantung pada hal-hal yag sifatnya sangat-sangat subyektif, misalnya: “star” atau sering disebut oleh orang Indonesia sebagai “ster” yaitu pola bergaris pada pemantulan cahaya natural atau alami. Tidak hanya harga yang tidak standar tapi penamaan batu kadang tidak seragam. Saya sendiri bingung dengan nama nama batu , misalnya lavender, sankis, biru langit, kecubung, cabang dan sebagainya.
Kegemaran batu akik yang kembali demam setelah sempat mati suri bertahun tahun.Saya ingat dulu tahun 1990 an demam batu akik sempat juga saya rasakan.