Yang menuru beliau sekolah sehari penuh lebih ditujukan untuk siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). jadi , sasaran siswa SD dan SMP agar mengikuti konsep belajar seharian karena pada tahap itulah karakter anak bisa terbentuk. Sekolah seharian dipandang mampu menjadi salah satu solusi untuk membangun generasi penerus berkualitas. Selama di sekolah, banyak hal yang bisa dipelajari anak-anak untuk menambah wawasan mereka.
Dengan demikian maka jadwal Siswa sekolah mulai pukul 07.00 WIB diselingi istirahat dan diisi kegiatan lain hingga baru pulang pukul 17.00 WIB. .
Menurut Pk Menteri ide ini muncul mengingat banyaknya ayah dan ibu yang sama-sama bekerja sehingga meninggalkan anak di rumah. Ketimbang anak tidak terkontrol ketika pulang sekolah,
Ada beberapa hal patut dipertimbangkan
- Tidak semua keluarga yang kedua orang tuanya bekerja ( di luar rumah)
- Kesiapan sekolah terkait sarana prasarana, jangankan di desa/pelosok bahkan di perkotaan saja sarana prasarana sekolah terbatas, misalnya kebutuhan mendasar untuk buang air besar dan kecil saja belum tentu setiap sekolah tersedia dengan memadai, bayangkan anak anak akan berebut ke toilet karena sudah seharian di sekolah, namun ketika masuk ke toilet tidak tersedia air yang biasanya hanya cukup untuk setengah hari saja, karena air PDAM mahal
- Kesiapan metal anak, sebab selama ini belum terkondisi untuk sekolah penuh,, akibatnya anak bisa stres, jika ada jawaban, ya nantinya bisa terbiasa, nah itu anak karakter anak yang tidak bisa terkondisi harus mengikuti aturan sekolah yang suka atau tidak suka mengekang dengan aturan atruan, coba lihat anak anak tetangga/famili/teman, lakukan survey kecil kecil, ada saja diantarantanya anak anak mereka menunjukkan tanda tanda stress, ( misalnya malas makan, bangun pagi malas, melamun, cari cari alasan untuk tidak masuk sekolah, emosinya meledak ledak/suka marah marah
- berkurang nya bahkan hilangnya rasa empati, cinta, persaudara antara teman sekitar/tetangga, lingkungan bahkan antara saudara juga dengan kedua orang tua serta keluarga laininya. sebab ketika anak anak pulang sekolah pukul 17, sampai di rumah kondisi sudah letih bin capek, tidak terpikir , malam nya sudah harus belajar atau mengerjakan tugas tugas sekolah , atau ada waktu lagi untuk bermain dengan teman teman., bahkan mungkin lebih miris lagi si anak tidak tahu tetangga samping rumah yang sebaya.
- Akibatnya jangankan terbentuk karakter positip tapi malah sebaliknya anak tumbuh seperti robot
- Jika Orang tua mau mengikuti full day school itu seba pilihan yang mereka pilih bukan karena sebuh keterpaksaan.. Misal bagaimana orang tua dengan kesiapan dan keihlasan melepas anaknya untuk belajar di pesantren yang kita ketahui jam sekolahnya/belajarnya dari subuh hingga malam. Hasilnya bagus, karena sebuah pilihan dengan dilatarbelakangi keihlasan .
No comments:
Post a Comment