Kadang pengetahuan mereka sendiri tentang tenaga dalam sangatlah dangkal tak jarang ilmu mengenai tenaga dalam mereka peroleh dari buku bacaan bahkan ada juga informasi mengenai tenaga dalam di dapat dari mahluk tak tampak yakni Jin. Biasanya pada saat di ruqyah mahluk jin akan bicara bahwa dia dari sini, sana, sebab ini sebab itu. Mentang mentang jin yang di usir dari tubuh bercerita bahwa mereka datang ke tubuh orang ini/itu disebabkan korban belajar tenaga dalam. kemudian info itu di telan mentah mentah dengan langsung mengatakan " tenaga dalam memakai jin" padahal jika di tilik dengan sabar niscaya pengetahuan dari mahluk itu kadang menyesatkan.
Cobalah belajar banyak dari literatur kemudian disandingkan langsung dengan ahlinya. Sehingga akan mendapatkan nilai yang komprehensif. Sebenarnya secara singkat dapat di kemukakan bahwa memproleh tenaga dalam ada beberapa cara yang secara garis besar; pertama ditempuh dengan metode pengunaan mahkluk jin . Umumnya dengan cara "puasa',wiridan tertentu, laku tertentu dan sebagainya. Nah metode kedua yakni : secara alamiah yakni melalui olah napas dan gerak" walaupun tidak menutup kemungkinan dengan metode ini kadang juga pratisi tenaga dalam mencapurkanya dengan tehnik seperti tehnik nomor satu tadi.
Penulis tidak dalam posisi menilai tenaga dalam dalam perspektiv agama sebab penulis tidak menguasai dalil dalilnya. Ilmu penapasan banyaklah manfaatnya, Belajar mengolah napas main goalnya bukan melepar orang tanpa sentuh atau mematahkan besi, manpu melihat mahluk astral dan sebagainya. Itu semua adalah efek atau bonus. Menurut saya olah napas merupakan salah satu cara untuk sehat. Dengan sehat kita bisa lebih banyak berbuat
dibawah penulis kutip sebuah artikel tentang olah napas oleh Dr HANDRAWAN NADESUL
MENGAPA KITA PERLU MELAKUKAN "OLAH NAPAS"?
Bernapas itu salah satu pasokan makanan bagi sel tubuh, selain dari mulut berupa nutrisi. Udara yang diberikan gratis kurang termanfaatkan secara penuh karena pernapasan orang sekarang yang lebih banyak duduk ketimbang bergerak, cenderung hanya pendek. Bila pendek napas kita, asupan oksigen ke paru kurang penuh.
Dari udara yang kita irup, oksigen yang kita butuhkan. Tidak semua dari
udara yang kita irup berisi oksigen. Kandungan oksigen dalam udara era
sekarang sudah lebih tipis dibanding udara era nenek moyang kita dulu,
karena sudah tercemar oleh berbagai polusi industri. Terutama udara di
wilayah perkotaan.
Napas lebih pendek dan oksigen udara sudah semakin tipis, sehingga oksigen yang mengisi paru orang di perkotaan lebih sedikit, bisa jadi oksigen untuk sel tubuh yang dibawa oleh darah memasuki sel juga makin berkurang. Itu sebab rata-rata kita yang di perkotaan kelihatan lebih pucat.
Bergerak badan, dan bernapas lebih dalam bisa membantu. Lakukan pula kegiatan "olah napas". Hela napas sedalam kita bisa, secara pelan berangsur-angsur hingga mengisi seluruh paru, kemudian tahan selama kita bisa menahannya memberi kesempatan kepada udara yang sudah mengisi ke paru dipetik oleh darah, lalu lepaskan pelan-pelan. Ulangi barang beberapa menit, kapan saja kita sempat. Mungkin ketika sedang duduk baca koran, sedang mengerjakan pekerjaan di dapur, atau di mana saja kita mengingatnya.
Serangan jantung terjadi pada saat pembuluh koroner yang sudah menyempit, dan terpicu pula bila muatan oksigen darah menipis. Kejadian serangan jantung koroner juga dipengaruhi oleh polusi udara. Barangkali dengan melakukan kegiatan olah napas bisa terbantu menambah muatan oksigen darah termasuk darah koroner yang memasok oksigen ke otot jantung, sehingga kejadian otot jantung kekurangan pasokan tidak perlu terjadi.
Makin penuh muatan oksigen darah, makin menyehatkan seluruh sel tubuh. Maka kegiatan "olah napas" dianjurkan, supaya kita bisa secantik sebugar para pemetik teh, yang menyimpan merah tomat di pipinya hanya karena rajin bergerak dan udaranya segar tanpa polusi. Termasuk bila kita mau menjadi Inem di rumah sendiri. Inem lebih cantik dari ibu majikan karena Inem tidak berhenti bergerak, ketika ibu majikan sekadar memanggil suami saja masih memakai remote control.
Napas lebih pendek dan oksigen udara sudah semakin tipis, sehingga oksigen yang mengisi paru orang di perkotaan lebih sedikit, bisa jadi oksigen untuk sel tubuh yang dibawa oleh darah memasuki sel juga makin berkurang. Itu sebab rata-rata kita yang di perkotaan kelihatan lebih pucat.
Bergerak badan, dan bernapas lebih dalam bisa membantu. Lakukan pula kegiatan "olah napas". Hela napas sedalam kita bisa, secara pelan berangsur-angsur hingga mengisi seluruh paru, kemudian tahan selama kita bisa menahannya memberi kesempatan kepada udara yang sudah mengisi ke paru dipetik oleh darah, lalu lepaskan pelan-pelan. Ulangi barang beberapa menit, kapan saja kita sempat. Mungkin ketika sedang duduk baca koran, sedang mengerjakan pekerjaan di dapur, atau di mana saja kita mengingatnya.
Serangan jantung terjadi pada saat pembuluh koroner yang sudah menyempit, dan terpicu pula bila muatan oksigen darah menipis. Kejadian serangan jantung koroner juga dipengaruhi oleh polusi udara. Barangkali dengan melakukan kegiatan olah napas bisa terbantu menambah muatan oksigen darah termasuk darah koroner yang memasok oksigen ke otot jantung, sehingga kejadian otot jantung kekurangan pasokan tidak perlu terjadi.
Makin penuh muatan oksigen darah, makin menyehatkan seluruh sel tubuh. Maka kegiatan "olah napas" dianjurkan, supaya kita bisa secantik sebugar para pemetik teh, yang menyimpan merah tomat di pipinya hanya karena rajin bergerak dan udaranya segar tanpa polusi. Termasuk bila kita mau menjadi Inem di rumah sendiri. Inem lebih cantik dari ibu majikan karena Inem tidak berhenti bergerak, ketika ibu majikan sekadar memanggil suami saja masih memakai remote control.